4 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Untuk Masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (Versi SNMPTN)
Assalamualaikum minna-san (sebutan teman dalam bahasa jepang)..
Hai, sebelumnya aku mau
berbagi cerita sedikit nih tentang perjuanganku untuk lolos seleksi ke
perguruan tinggi negeri. Mungkin diantara minna ada yang bertanya seperti ini.
“Ngapain sih min kok harus cerita tentang perjuangan lolos seleksi perguruan tinggi negeri segala?”
Oke, gomenne (permohonan maaf dalam bahasa jepang) sebelumnya ya. Jadi, alasan
aku memposting tentang cerita ini sebenarnya untuk memotivasi saja dan memberi
gambaran sedikit tentang seleksi perguruan tinggi negeri. Seperti yang kita
ketahui bahwa tidak mudah loh untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Apalagi
yang top 10 besar (Wah, sombong ya min hehehe). Bukan kok. Serius sumpah.
Perjuangannya itu tidak mudah. Eh, tapi minna jangan langsung minder ya.
Sebenarnya sih gampang kalau kita tau trik-triknya.
“Min, emang ada triknya ya? Bukannya itu tergantung nilai dan hoki ?”
Nah, memang benar.
Sebenarnya salah satu triknya adalah itu. Faktor akademik dan hoki. Sebelum aku
menjelaskan tentang trik-triknya, aku mau menjelaskan dulu tentang jalur masuk
ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Simak baik-baik ya ^^
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
Istilah dulunya Jalur
Undangan. Salah satu seleksi yang paling digencar dan favorit banget oleh semua
siswa siswi kelas 12 SMA. Jika waktu aku kelas 12 SMA yaitu tahun 2015, belum
batasan siswa yang boleh mendaftar jalur SNMPTN ini. Tapi mulai tahun 2016,
hanya sekitar 70% kalau tidak salah yang diizinkan mendaftar jalur SNMPTN (itu
seingat aku. Maaf ya, tolong koreksi hehehe).
Ini dia pertimbangan-pertimbangan
yang biasa dipakai oleh tim penyeleksi (Tim penyeleksi adalah tim yang bertugas
untuk menjaring siswa-siswi terbaik dan masing-masing PTN memiliki tim
penyeleksi) :
1. Bobot Nilai Rapor dan Prestasi
Di seleksi ini bobot
nilai rapor benar-benar diperhatikan. Tidak hanya harus tinggi tetapi juga
nilai di setiap semester perlu naik. Asalkan tidak turun saja. Oh iya.
Penilaian di setiap sekolah berbeda-beda ya bobotnya bagi PTN.
“Maksudnya, min?”
Jadi begini. Misalkan
Si A dan si B memiliki nilai yang sama untuk satu mata pelajaran. Sebut saja
Matematika. Nilai mereka sama-sama 85. Si A adalah siswa dari SMA negeri yang
kurang favorit sedangkan si B adalah siswa dari SMA negeri favorit. Kriteria
Ketuntasan Minimal atau KKM dari sekolah mereka juga berbeda.
Dari sekolah si A
KKMnya 75 sementara dari sekolah B KKMnya 80. Bisa saja nilai si A dipandang
oleh tim penyeleksi lebih tinggi dibandingkan nilai si B atau mungkin
sebaliknya. Tergantung kriteria seleksi dari tim penyeleksi.
Selain faktor bobot
nilai juga ada prestasi seperti ranking pararel sekolah dan kejuaran-kejuaran.
Hal tersebut juga menjadi pertimbangan tersendiri dari tim penyeleksi
2. Rekam Jejak Alumni Sekolah
Rekam jejak alumni dari
sekolah kita yang masuk ke PTN kita tuju menjadi faktor penentu juga. Biasanya
tim penyeleksi menjadikan alumni dari sekolah kita yang sudah menjadi mahasiswa
di PTN tersebut sebagai referensi mereka. Jika rekor prestasi almuni bagus,
seperti IPK contohnya, bisa menjadi pertimbangan tersendiri untuk mempercayai
sekolah kita menerima siswa yang mendaftar ke PTN tersebut.
Oh iya. Hal ini yang
biasanya tidak diperhatikan oleh para pendaftar. Alumni yang aku maksud adalah
alumni atau lulusan dari sekolah kita yang sudah menjadi mahasiswa di PTN serta
jurusan yang kita tuju. Ingat ya, jurusan. Jurusan.
Kita harus memastikan ada alumni di jurusan dan PTN yang kita tuju itu. Kalau
bisa dia harus memiliki prestasi dan sikap yang cukup baik (iya lupa ya sikap
hehehe). Sedikit saran. Kita bisa mencari kontak alumni tersebut untuk
bertanya-tanya terutama untuk meminta draft atau salinan raportnya waktu SMA
dulu untuk kita bandingkan dengan raport kita (kalau sedikit mirip-mirip ya
bersyukur aja lah ya hehehe).
3. Akreditasi
Sekolah
Jangan sepelekan
akreditasi sekolah kalian ya. Seperti yang kita ketahui bahwa akreditasi juga
menentukan kuota maksimal siswa yang diperbolehkan mendaftar di SNMPTN. Aku
belum tau pasti sih kuotanya berapa untuk masing-masing akreditasi sekolah.
Biasanya semakin kecil akreditasi sekolah atau dibawah A maka kuota maksimal
pendaftar juga semakin sedikit.
Selain itu, akreditasi
juga termasuk poin penting yang diperhatikan oleh tim penyeleksi. Yup, sama
halnya seperti rekam jejak alumni. Meskipun ada juga siswa dari sekolah yang
akreditasinya dibawah A justru masuk PTN. Biasanya tim penyeleksi memberikan
kesempatan kepada siswa di sekolah tersebut untuk menunjukkan prestasi mereka.
Jika siswa tersebut cukup berprestasi maka PTN juga tidak segan-segan
memberikan kepercayaan kepada angkatan siswa sekolah selanjutnya.
4. Membandingkan pilihan kita dengan pilihan teman
Jangan salah paham
dulu, minna-san.Maksudnya
membandingkan adalah jangan sampai jursan dan PTN pilihan kita sama dengan
teman satu sekolah kita (satu angkatan
loh ya. Sama-sama kelas 3 SMA). Logikanya adalah kita akan bersaing dengan
ratusan bahkan ribuan pendaftar lain di seluruh Indonesia yang memilih jurusan
dan PTN tersebut. Masa iya kita harus
bersaing juga dengan teman satu sekolah. Selain agar tidak ada persaingan antar
teman, tujuan lainnya adalah agar sama-sama lolos. Namun, tidak bisa dipungkiri
juga terdapat siswa yang sama-sama diterima di sama jurusan dan PTN melalui
SNMPTN. Akan tetapi, persentasinya cukup kecil. Jadi, saran aku lebih baik
dihindari ya agar tidak ada istilah teman makan teman (hehehe..).
*Sekedar catatan : Saat ini viral sekali isu terkait peniadaan UN. Sebenarnya, nilai UN juga menjadi pertimbangan dalam SNMPTN. Namun, dikabarkan terakhir (katanya) sudah mulai ditiadakan, mungkin nilai UN tidak menjadi pertimbangan dalam SNMPTN.
*Sekedar catatan : Saat ini viral sekali isu terkait peniadaan UN. Sebenarnya, nilai UN juga menjadi pertimbangan dalam SNMPTN. Namun, dikabarkan terakhir (katanya) sudah mulai ditiadakan, mungkin nilai UN tidak menjadi pertimbangan dalam SNMPTN.
Kuncinya :
1. Pertimbangan
keempat poin diatas yang menjadi pertimbangan tim penyeleksi juga.
Poin diatas adalah pertimbangan dari tim penyeleksi untuk menentukan lolos tidaknya siswa. Jadi, tidak ada salahnya bila ikut mempertimbangkan. Pasang strategi yang cerdas dan cerdik ya (perkaya analisis hehehe.. hitung-hitung latihan jadi mahasiswa)
2. Berdoa dan
meminta restu kepada orang tua kalian. Perbanyak sedekah juga.
Bisa saja dari sedekah, amalan serta doa dan izin orang tua menjadi hoki untuk lolos PTN. Berdoa sejujur-jujurnya. Utarakan pada Tuhan apa keinginan kalian. Jika niat kalian baik, dengan seijin Tuhan maka tidak ada yang mustahil untuk terkabul.
3. Memilih jurusan
dan PTN sesuai dengan minat dan bakat kalian.
Jangan asal pilih karena ikut-ikutan teman atau dengan alasan yang penting masuk PTN. Pengalaman saja. Banyak teman-teman aku disini yang justru keluar dan ikut ujian masuk tertulis di PTN atau jurusan lain karena merasa bukan passion (minat/bakat) mereka.
Mungkin sampai sekian
dulu ya postingan kali ini (ini baru part 1 kok). Minggu depan aku bakal
posting tentang seleksi tertulisnya. Semangat minna-san yang sedang berjuang untuk menjadi mahasiswa. Aku tau kok
perasaan kalian. Jangan lupa berdoa ya. Ganbatte^^ (sebutan dalam bahasa jepang yang menunjukkan semangat).
Komentar
Posting Komentar